Di balik kesuksesan sebuah warung pecel lele di sudut kota Magelang, ada kisah luar biasa dari seorang pria sederhana bernama Dedi Susanto. Dahulu, Pak Dedi hanya seorang penjual pecel lele kaki lima yang menggelar lapak di pinggir jalan setiap malam. Tapi siapa sangka, berkat kegigihannya dan sedikit keberuntungan tak terduga dari permainan Mahjong Wins 3, kini ia sudah memiliki ruko permanen di lokasi strategis dan penghasilan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Pak Dedi memulai usaha pecel lele pada tahun 2017. Ia hanya menggunakan gerobak bekas dan dua bangku plastik untuk melayani para pelanggan malam hari di kawasan terminal lama. Setiap harinya, ia harus bekerja keras mulai dari menyiapkan bahan sejak pagi, hingga pulang larut malam. Penghasilannya tak menentu. Kadang habis, kadang harus membawa pulang ikan goreng yang tak laku.
“Saya sempat hampir menyerah. Saingan makin banyak, belum lagi kalau hujan turun, dagangan bisa sepi total,” ungkap Pak Dedi saat diwawancarai oleh tim kami.
Namun, yang membuat Pak Dedi berbeda dari yang lain adalah konsistensinya. Ia tetap berjualan meski hujan deras atau cuaca buruk. Pelanggan mulai mengenal rasa sambal khasnya yang pedas gurih dan ikan lele yang digoreng kering sempurna. Lambat laun, warungnya mulai ramai pembeli. Tapi itu belum cukup untuk bisa menyewa tempat atau membuka cabang.
Suatu malam di tahun 2023, saat pulang berdagang, Pak Dedi tidak bisa tidur. Ia membuka ponsel untuk sekadar mengisi waktu dan akhirnya mencoba peruntungan dengan game Mahjong Wins 3—sebuah permainan berbasis strategi dengan kombinasi simbol dan keberuntungan yang menantang. Awalnya hanya iseng. Tapi malam itu berbeda.
“Tiba-tiba muncul scatter hitam tiga kali. Waktu itu saya enggak tahu artinya apa. Eh ternyata itu memicu fitur spesial di dalam permainan,” kata Pak Dedi sambil tertawa kecil.
Scatter hitam tersebut membawa keberuntungan besar. Dalam beberapa menit, Pak Dedi mendapatkan hasil yang tak pernah ia bayangkan. Uang tersebut tak ia habiskan begitu saja, melainkan disimpan dan digunakan untuk memperbesar usahanya.
Berbekal keberuntungan tengah malam itu, Pak Dedi langsung bergerak cepat. Ia menyewa tempat semi permanen yang lebih strategis, memperbaiki branding warungnya, serta menambahkan menu baru seperti ayam geprek, tempe mendoan, dan es teh jumbo. Tak butuh waktu lama, pelanggan makin berdatangan, terutama dari kalangan pekerja dan mahasiswa.
Pada awal 2024, ia berhasil membeli sebuah ruko kecil di kawasan ramai. Kini, bisnis pecel lele “Lele Barokah Pak Dedi” bukan hanya dikenal karena rasa, tapi juga karena konsistensinya dalam pelayanan dan kebersihan.
“Saya selalu bilang ke karyawan: kita kerja jangan cuma cari untung, tapi juga doa dan niat baik. Rezeki itu datang dari mana saja, bahkan dari yang tidak kita sangka-sangka seperti scatter tengah malam,” tambahnya.
Dengan kesuksesan yang diraih, Pak Dedi tak melupakan asal-usulnya. Ia memberdayakan tetangganya sebagai karyawan dan memberikan pelatihan memasak bagi anak-anak muda yang ingin memulai usaha kuliner. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya, seperti membagikan nasi gratis setiap Jumat.
“Yang penting kita jangan lupa bersyukur. Dulu saya cuma punya dua bangku plastik dan satu lampu petromaks. Sekarang Alhamdulillah, bisa buka cabang kecil di dekat kampus juga,” kata Pak Dedi dengan mata berkaca-kaca.
Kisah Pak Dedi membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya datang dari kerja keras, tetapi juga dari keberanian mengambil peluang—meski dari hal yang terlihat sepele atau iseng sekalipun. Mahjong Wins 3 memang permainan, tapi di tangan Pak Dedi, itu menjadi momentum perubahan hidup.
Jika kita punya semangat, kerja keras, dan sedikit keberuntungan, bukan tidak mungkin kita bisa mengikuti jejaknya. Dari warung tenda ke ruko, dari gerobak ke jaringan kuliner, semua bisa terjadi jika kita mau berusaha dan percaya pada proses.
“Kalau kamu punya mimpi, jangan cepat nyerah. Kadang semesta kasih kita jalan lewat cara yang enggak masuk akal. Kayak saya ini, siapa sangka tengah malam malah jadi titik balik hidup saya,” tutup Pak Dedi.